Jejak Jejak Berserakan
Mendapati gambar kiriman seorang Ukhti nun jauh disana tentang photo pantai yang sungguh Subhanallah...menunjukkan kebesaran Allah Sang Khalik....
mengingatkan kembali pada masa kecil dulu, ketika pertama kali melihat pantai.
Ada gemuruh didada ini mendengar suara ombak yang berkejaran menuju pantai.... juga geli nya kaki ini ketika menginjakkan kaki dipasir yang putih bersih terbentang disepanjang pantai.
Sebanyak kita melangkah, sebanyak itu pula jejak tapak kaki yang terbuat.
Jika kaki kita melangkah lurus, maka jejak tapak kaki yang terbuat juga lurus
Jika kaki kita melangkah berputar, maka jejak tapak kaki yang tercetak juga memutar
Jika kaki kita melangkah zig zag, maka jejak tapak kaki yang terpatri juga zig zag
Tak pernah rasanya dalam sejarah, ketika kita melangkah lurus...jejak kaki yang terbuat jadi berserakan...... aneh bin ajaib kalau sampai ada yang bisa bikin begitu....
Dulu... juga sempat berlomba – lomba bersama ayah dan ibu membuat jejak kaki didekat ujung ombak, dan siapa yang paling lama jejak kakinya bertahan / paling lama terhapus oleh ombak...dialah sang pemenang....dan waku itu dengan penuh gentle woman kuakui kalau bapak selalu menang ... (gak ada pikiran kenapa bisa begitu....) bagiku saat itu bapakku orang yang hebat karena jejak kakinya paling lama terhapus ombak
Aku menang di lomba membuat istana pasir...(mungkin bpk ibukku mengalah untukku kali yaa....) aku gak tahu, yang jelas aku bangga pada diriku saat itu.
Alhamdulillah....Allah sang pemilik kehidupan sedia meminjamkan nafas dan sebagian ruhNYA pada tubuh ini, hingga bertahan di bumiNYA sampai sekarang. Kehidupan kita adalah rangkaian perjalanan yang telah ditentukanNYA untuk kita. Seberapa rumitnya perjalanan itu tidaklah menjadi soal, karena yang terpenting adalah bagaimana kita menjalaninya. Allah sang penentu segalanya.
Kehidupan kita berlalu seiring dengan tapak demi tapak yang kita lewati setiap hari. Jika langkah kaki saja meninggalkan bekas tapaknya maka demikian pula langkah hidup kita. Bekas langkah hidup kita tercetak menjadi suatu nilai, suatu kesan, suatu harapan, pandangan maupun rasa yang berbekas baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain. .. tak perlu ambil pusing jika nilai positif yang terekam atas langkah hidup kita, jika justru nilai negatif yang terpendam....astagfirullah... repotlah kita. Bakalan merepotkan diri sendiri dan juga orang lain. .. bisa sekarang, bisa nanti atau kapan saja Allah mau kembalikannya ke kita.....hanya masalah waktu.
Ah diri dan hatiku....
”masihkah kau ragukan kebenaran janjiNYA ini?
Janji yang bukan hanya ancaman tapi juga harapan.....”
Kemana saja langkah kaki fisikmu kau bawa selama ini?
Apa saja langkah kehidupan yang tlah kau perbuat selama ini ?
untuk dirimu dan orang lain ?
Apa kau kira orang lain senang , nyaman, merasa mendapat manfaat jika bergaul dengan diri dan jiwamu ?
Atau jangan – jangan mengenal dirimu hanya mendatangkan derita untuk orang lain ?
Bahkan lebih parah lagi, hanya mendengar nama yang mirip dgnmu disebut saja sudah membuat orang lain mual, sakit hati dan sebel luar biasa....."
Jika orang lain dulu tertawa bahagia ketika kita dilahirkan, jangan sampai orang lain tertawa bahagia juga ketika kita meninggal.... hanya karena kita pernah menjejakkan langkah yang negatif dalam kehidupannya....
mudah memang mengingat kebaikan orang lain, tapi lebih mudah lagi mengingat keburukan / kejahatan orang lain dalam hidup kita......
Ustadz Yusuf Mansur, dalam bukunya “Jejak Berlumpur” banyak memberikan gambaran tentang hal ini, termasuk beberapa pengalaman orang lain yang dapat kita jadikan ibroh / pelajaran.
mengingatkan kembali pada masa kecil dulu, ketika pertama kali melihat pantai.
Ada gemuruh didada ini mendengar suara ombak yang berkejaran menuju pantai.... juga geli nya kaki ini ketika menginjakkan kaki dipasir yang putih bersih terbentang disepanjang pantai.
Sebanyak kita melangkah, sebanyak itu pula jejak tapak kaki yang terbuat.
Jika kaki kita melangkah lurus, maka jejak tapak kaki yang terbuat juga lurus
Jika kaki kita melangkah berputar, maka jejak tapak kaki yang tercetak juga memutar
Jika kaki kita melangkah zig zag, maka jejak tapak kaki yang terpatri juga zig zag
Tak pernah rasanya dalam sejarah, ketika kita melangkah lurus...jejak kaki yang terbuat jadi berserakan...... aneh bin ajaib kalau sampai ada yang bisa bikin begitu....
Dulu... juga sempat berlomba – lomba bersama ayah dan ibu membuat jejak kaki didekat ujung ombak, dan siapa yang paling lama jejak kakinya bertahan / paling lama terhapus oleh ombak...dialah sang pemenang....dan waku itu dengan penuh gentle woman kuakui kalau bapak selalu menang ... (gak ada pikiran kenapa bisa begitu....) bagiku saat itu bapakku orang yang hebat karena jejak kakinya paling lama terhapus ombak
Aku menang di lomba membuat istana pasir...(mungkin bpk ibukku mengalah untukku kali yaa....) aku gak tahu, yang jelas aku bangga pada diriku saat itu.
Alhamdulillah....Allah sang pemilik kehidupan sedia meminjamkan nafas dan sebagian ruhNYA pada tubuh ini, hingga bertahan di bumiNYA sampai sekarang. Kehidupan kita adalah rangkaian perjalanan yang telah ditentukanNYA untuk kita. Seberapa rumitnya perjalanan itu tidaklah menjadi soal, karena yang terpenting adalah bagaimana kita menjalaninya. Allah sang penentu segalanya.
Kehidupan kita berlalu seiring dengan tapak demi tapak yang kita lewati setiap hari. Jika langkah kaki saja meninggalkan bekas tapaknya maka demikian pula langkah hidup kita. Bekas langkah hidup kita tercetak menjadi suatu nilai, suatu kesan, suatu harapan, pandangan maupun rasa yang berbekas baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain. .. tak perlu ambil pusing jika nilai positif yang terekam atas langkah hidup kita, jika justru nilai negatif yang terpendam....astagfirullah... repotlah kita. Bakalan merepotkan diri sendiri dan juga orang lain. .. bisa sekarang, bisa nanti atau kapan saja Allah mau kembalikannya ke kita.....hanya masalah waktu.
Ah diri dan hatiku....
”masihkah kau ragukan kebenaran janjiNYA ini?
Janji yang bukan hanya ancaman tapi juga harapan.....”
Kemana saja langkah kaki fisikmu kau bawa selama ini?
Apa saja langkah kehidupan yang tlah kau perbuat selama ini ?
untuk dirimu dan orang lain ?
Apa kau kira orang lain senang , nyaman, merasa mendapat manfaat jika bergaul dengan diri dan jiwamu ?
Atau jangan – jangan mengenal dirimu hanya mendatangkan derita untuk orang lain ?
Bahkan lebih parah lagi, hanya mendengar nama yang mirip dgnmu disebut saja sudah membuat orang lain mual, sakit hati dan sebel luar biasa....."
Jika orang lain dulu tertawa bahagia ketika kita dilahirkan, jangan sampai orang lain tertawa bahagia juga ketika kita meninggal.... hanya karena kita pernah menjejakkan langkah yang negatif dalam kehidupannya....
mudah memang mengingat kebaikan orang lain, tapi lebih mudah lagi mengingat keburukan / kejahatan orang lain dalam hidup kita......
Ustadz Yusuf Mansur, dalam bukunya “Jejak Berlumpur” banyak memberikan gambaran tentang hal ini, termasuk beberapa pengalaman orang lain yang dapat kita jadikan ibroh / pelajaran.
Intinya adalah 3 hal yang penting kita perhatikan untuk melangkah dalam hidup ini :
- seberapa dalam jejak kaki yang kita tinggalkan = terkait dengan lama tidaknya kesan itu timbul / akan berefek kembali pada kita.
- kemana saja jejak kaki kita tapakkan = apakah untuk hal – hal kemaslahatan orang lain / sesuai tuntunan agama ataukah sebaliknya
- seberapa banyak jejak yang kita buat = tak mengapa jika banyak dan positif, tapi bagaimana jika banyak, berceceran dimana mana tapi negatif
diri dan jiwaku .... jangan menampik dengan bilang “ ah positif dan negatif itu khan relatif”.... STOP bisikan itu, karena itu datangnya dari setan. ALLAH sungguh Maha Penyayang padamu.... DIA karuniakan hati nurani di’dalam’mu. Latih dan dengarkan suara hati nuranimu.... salah satu tandanya “ jika kau berbuat sesuatu dan kau akan bangga jika ALLAH memanggilmu saat itu...InsyaAllah itu positif...sebaliknya jika kau berbuat sesuatu dan kau tak mau/menyesal jika saat berbuat itu ALLAH mengambil nyawamu....maka itu berarti sinyal sinyal akan langkah yang tak berada di jalanNYA.”...
Sekarang terserah kau....wahai diri dan jiwaku....aku sudah berusaha kasih tahu.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home