Friday, November 24, 2006

Aku tidak akan menyakiti hati seorang....

Judul buat pria :
"Aku tidak akan menyakiti hati seorang cewe seperti ini.."

Judul buat wanita :
"Aku akan berusaha menyayangi seorang cowo seperti ini.."


Boy adalah seorang cowo yg menjadi buta
karena sebuah kecelakaan..
Sejak ia menjadi buta..
Ia merasa terasing dari lingkungannya. .
Ia merasa tidak ada seorang pun
Yg memperhatikan atau menyayanginya. .

Hingga kemudian hadirlah Girl
Dalam hidupnya..
Girl sangat sayang dan perhatian pada Boy..
Ia tidak pernah mempermasalahkan
kebutaan Boy sebagai suatu kekurangan yg berarti..
Ia sungguh-sungguh mencintai Boy dengantulus...

Suatu hari berkatalah Boy kepada Girl..

B : Girl...mengapa kamu begitu menyayangiku. .?
G: hmmm..entahlah. .aku tidak pernah tau
alasan mengapa aku begitu menyayangimu. .yg aku tahu..aku
benar- benar tulus menyayangimu
Boy.. (tersenyum)
B : tapi..aku kan buta..apa yg bisa aku perbuat
untukmu..? apa yg bisa aku berikan buatmu..?

G : Boy..aku tidak mengharap apapun
darimu..buatku. .kamu bisa ceria setiap
hari dan menyayangiku dengantulus itu
sudah cukup..aku senang ketika kau merasa senang..
B : (terharu) belum pernah ada orang yg
begitu menyayangi aku yg buta seperti ini..
G : (menggenggam tangan Boy sambil tersenyum)
B :Girl..kalo sampai suatu saat nanti aku bisa melihat lagi..aku pasti akan menikahimu..
karena hanya kamu satu-satunya orang yg dengan tulus menyayangiku. ..
G : benarkah..?
B : iya..aku janji..kalau suatu saat nanti aku
bisa melihat, PASTI aku akan menikahimu..
G : (terharu) terima kasih Boy..aku sangat menyayangimu. ..
B : (tersenyum) ya..aku tahu itu..aku juga sangat menyayangimu Girl..

singkat cerita.. Boy melakukan operasi cangkok mata dan
berhasil..ia mampu melihat lagi.. Ia pun tidak sabar untuk segera menemui Girl..

Pergilah ia mencari Girl.. sampai ia berhasil menemukannya. ..
Namun...alangkah terkejutnya ia mengetahui bahwa
ternyata Girl adalah seorang gadis buta..
Ia tidak bisa menerimanya. .Ia pun menolak Girl ..
Ia lupa akan semua janjinya...

G : Boy..bukankah kamu sudah berjanji akan menikah denganku..?
B : ummm....(bimbang) ya memang aku pernah berkata
begitu..tapi tidak dengan keadaanmu yg seperti ini..
G : Bagaimana mungkin kamu mengingkari
janjimu sendiri..? bukankah kau bilang hanya aku satu-satunya orang yg menyayangimu. .?

B : eeeerr...maaf Girl..tapi aku tidak bisa menikah dengan gadis buta..maaf..

Boy pun pergi meninggalkan Girl..
Girl yang kecewa dan merasa dikhianati.. memilih untuk bunuh diri..
Saat ia ditemukan meninggal..ada sepucuk surat disakunya..

"Dear Boy... Memang tidak banyak yg bisa aku
Berikan padamu..tidak banyak yg bisa aku lakukan untukmu...
Namun..aku sungguh-sungguh tulus menyayangimu. ..
Semoga kedua mataku itu bisa berguna
bagimu..bisa membawakan terang dan keceriaan dalam hidupmu
kembali.."

~Kadang kala kita tidak boleh melihat sesuatu hanya dengan mata..melainkan juga
dengan hati kita.. Mata itu bisa menipu..namun hati tidak..
kata hati selalu merupakan kejujuran terdalam dalam hidup
manusia..~

Mencintai Itu Keputusan

Assalammualaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Mencintai Itu Keputusan
Ust. Anis Matta

Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya.
Lekat-lekat. Nanar.Gadis itu masih terlalu belia.
Baru saja mekar.
Ini bukan persekutuan yang mudah.
Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya.
Sebentar. kemudian ia pun berkata, "Kamu kaget melihat semua ubanku?
Percayalah! Hanya kebaikan yang kamu temui di sini".
Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila.
Selanjutnya adalah bukti.
Sebab cinta adalah kata lain dari memberi.
Sebab memberi adalah pekerjaan.
Sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan,menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat.sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama.
Sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh.
Maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia mengatakan, "Aku mencintaimu".
Kepada siapa pun! Sebab itu adalah keputusan besar.
Ada taruhan kepribadian di situ.
Aku mencintaimu, adalah ungkapan lain dari Aku ingin memberimu sesuatu.
Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari,
"Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untukmengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia...""aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin...""aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan padamu ...""aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu...."Dan proses pertumbuhan itu taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita.
Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, "Aku mencintaimu",kamu harus membuktikan ucapan itu.
Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan,Tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban,kesiapan dan kemampuan pekerjaan-pekerjaan cinta:memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.
Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap.
Tidak ada cinta tanpa kepercayaan.
Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya.
Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya.
Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya.
Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya.
Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak terbukti.
Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara diawal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.
Jalan hidup kita biasanya tidak linear.
Tidak juga seterusnya pendakian.
Atau penurunan.
Karena itu, konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional.
Tapi di situlah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit.
Di situ konsistensi teruji.
Di situ juga integritas terbukti.
Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam waktu yang longgar.
Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya mengatakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh.
Bahagia sebahagia-bahagianya.
Puas sepuas-puasnya.
Sampai tak ada tempat bagi yang lain.
Bahkan setelah sang pencinta mati.
Begitulah Naila.
Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta.
Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh.
Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya.
Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu


Wassalammualaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Wednesday, November 08, 2006

[Salon Jiwa-3] Bergerak Ke Dalam

Kembali ke cerita awal tentang bencana dan Tuhan yang sedang marah, pilihan sikap yang diambil memang cermin pertumbuhan jiwa masing masing. Seperti sebelumnya, semuanya sedang bertumbuh. Menyebut diri lebih baik, menempatkan orang lain kurang baik hanya kesibukan ego yang meracuni pertumbuhan jiwa kemudian.

Dan bagi siapa saja yang sudah tumbuh menjadi pecinta tingkat dewasa, lebih lebih sudah menjadi jiwa yang tak lagi mencari, hidup kita tak lagi menjadi kehidupan yang penuh bencana. Kita adalah salon yang mempercantik jiwa. Tanpa cobaan, bukankah kehidupan hanya berputar - putra diluar dan mudah terasa hambar...??

Bukankah dalam cobaan, dalam godaan, dalam guncangan, semua jiwa sedang digerakkan kedalam...?
Bukankah hanya di'dalam' sini jiwa bisa dibuat indah dan cantik.....?
Ah...diriku.....tumbuh sampai dimanakah jiwamu....?????

Tuesday, November 07, 2006

[Salon Jiwa-2] 4 Pertumbuhan Jiwa & Cinta

Di artikel sebelumnya, telah kita sepakati bahwa jiwa kita sedang bertumbuh...
Jika dibolehkan, kita bisa membaginya dalam 4 tahap :

1. Pedagang Kehidupan dan Pedagang Doa
Jangankan dengan Tuhan, dengan siapa saja ia berdagang. Kalau permohonan tercapai, maka Tuhan berwajah baik. Kalau tidak dipenuhi, apalagi dihadang bencana, Tuhan disebut marah. Dan dalam pandangan kelompok ini, bencana ujian musibah tidak lain hanya Tuhan yang murka kepada ulah manusia. Tidak salah tentunya karena ini memang bagian dari proses pertumbuhan

2. Pecinta tingkat remaja
Ciri kelompok ini adalah rasa memiliki yang tinggi. Tidak boleh ada orang lain, hanya dia yang boleh dekat dan dicintai Tuhan. Cinta bagi kelompok ini tidak ada pilihan lain kecuali menyayangi, memaafkan, membebaskan. Tidak boleh ada ekspresi dari cinta Tuhan selain menyayangi, memaafkan dan membebaskan. Begitu ada wajah cinta yang lain (terlebih berwajah bencana), maka mudah ditebak kemana kehidupan bergerak : benci tapi rindu ! Ini asal muasal pertanyaan sejumlah sahabat yang luka ketika bencana atau cobaan melanda, kemudian bertanya "Tuhan, masihkah Kau menyayangiku ?"

3. Pecinta tingkat dewasa
Cinta tidak lagi diikuti kebencian. Cinta adalah cinta. Ia tidak berlawankan kebencian. Lebih dari itu, berbeda dengan kelompok kedua yg menempatkan dicintai lebih indah dibanding mencintai. pada tingkat ini terbalik : mencintai lebih indah dibanding dicintai. Karena itu, bencana bagi jiwa yang sudah sampai disini tidak ditempatkan sebagai hukuman, melainkan masukan tentang segi segi didalam diri yang perlu diperbaiki. Dengan kata lain, bencana adalah vitamin bagi pertumbuhan jiwa

4. Jiwa yang tak lagi mencari apa apa
Bukan karena marah ataupun frustasi. namun karena melalui rasa kecukupan, keikhlasan dan penuh kesyukuran yang mendalam . Semuanya sempurna.
Sehat sempurna, sakit juga sempurna.
Bukankah sakit yang mengajari menghargai kesehatan ?
Bukankah kegagalan membimbing kita pada puncak kehidupan yang bernama tahu diri ?
Kehidupan sempurna, kematian juga sempurna
Bukankah kematian adalah mitra makna kehidupan yang membukakan pintu pengertian kehidupan yang jauh lebih dalam ?
Kaya sempurna, miskin juga sempurna
Bukankah kemiskinan adalah pendidikan untuk tidak sombong dan senantiasa rendah hati ?
Dengan demikian dalam jiwa jiwa yang telah sampai disini tidak ada kamus bencana.
Apapun yang terjadi diberi judul : SEMPURNA....


(bersambung.....)

Monday, November 06, 2006

[Salon Jiwa-1] Wajah Tuhan

By Gde Prama & modified ....
[kompas, Sabtu 4 Nov'06]

Tsunami, gunung meletus, tanah longsor, lumpur lapindo, banjir, kebakaran hutan, kekeringan, gempa bumi dan sejuta bencana alam yang lain, menyisakan pertanyaan dan menimbulkan kesimpulan berbagai pihak.... sebagian menyikapinya positif...lainnya menyikapi dengan negatif.
"mungkinkah alam telah bosan melihat tingkah kita...?"
"mungkinkah alam telah enggan bersahabat dengan kita...?"
"tanyakan saja pada rumput yang bergoyang..."
--------
apakah Tuhan marah dan mengadzab kita ? ataukah justru Tuhan sayang dengan menguji kita ?
--------
Seorang ibu yang mengetahui anaknya mencuri permen marah dan berteriak sambil menahan kesal "Rio, apakah Tuhan melihatmu ketika kau mengambil permen itu?"
dengan polos anaknya menjawab "Iya, Bu. Tuhan melihat Rio".
Ibunya semakin kesal... dan bertanya "Lalu Tuhan bilang apa ?"
sekali lagi dengan polosnya Rio menjawab "Silahkan ambil dua, begitu kata Tuhan Bu"....
Dialog diatas tentunya boleh ditafsirkan secara terbuka dan dicermati dari sudut mana saja, salah satunya... bahwa kepolosan dan keluguan hati sang bocah mempersepsikan bahwa Tuhan pemurah dan dermawan, sementara Ibu yang diliputi kecurigaan dan kemarahan menganggap Tuhan pun akan marah dan bertindak melarang larang...
Persepsi dan jiwa seseorang dalam melihat wajah Tuhan baginya adalah sangat berbeda tergantung pengalaman apa yang menghiasi hidupnya dan juga motivasi apa yang menyemangatinya untuk melangkah kedepan.
--------
Semua setuju bahwa segala disemesta ini sedang bertumbuh dan bergerak menuju sesuatu. Tak ada yang berhenti ... semua berlomba ke ujung lorong.
Pertumbuhan ini semakin memperkaya jiwa.
Tentulah berbeda jiwa si anak SD jika dibanding dengan anak SMP atau SMU.
Tidaklah disarankan bagi anak SMU menghina atau mengolok olok anak SD hanya karena dia telah melaluinya.
Tidak pula diharapkan bagi anak SMP harus malu atau minder jika harus berhadapan/ bergaul dengan anak perguruan tinggi.
Karena tak ada yang tahu dan menjamin bahwa yang lebih tinggi pasti akan lebih dulu sampai pada "akhir perjalanan kehidupan".....
---------
sampai tahap ini "Bagaimana wajah Tuhan dalam benak kita....?"

(bersambung.....)